Silaturrahmi Syawal 1445 H & Seminar Peradaban: Menyatukan Kekuatan Ukhuwah dalam Bingkai Dakwah dan Peradaban Islam
Hidayatullah Pekanbaru, 5-6 Mei 2024 — Dalam rangka menghidupkan kembali semangat ukhuwah Islamiyah pasca Ramadhan dan mengokohkan arah perjuangan dakwah menuju terbentuknya peradaban Islam yang mulia, Pondok Pesantren Hidayatullah Kampus Madya Pekanbaru menyelenggarakan kegiatan Silaturrahmi Syawal 1445 H yang dirangkaikan dengan Seminar Peradaban Islam. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yakni pada tanggal 5 hingga 6 Mei 2024, dan diikuti oleh berbagai elemen dari keluarga besar Hidayatullah serta tokoh-tokoh masyarakat, dai, dan aktivis dakwah dari berbagai wilayah di Riau dan sekitarnya.
Acara ini diselenggarakan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat bulan Ramadhan yang telah dilalui, sekaligus sebagai momen strategis untuk mempererat tali persaudaraan, memperkuat sinergi dakwah, dan mempertegas arah perjuangan umat Islam dalam menghadapi tantangan zaman.
Hari Pertama: Syawal sebagai Bulan Penguatan Komitmen dan Ukhuwah
Kegiatan dimulai dengan Silaturrahmi Syawal, sebuah tradisi yang tidak hanya menjadi budaya Islami, tetapi juga memiliki kedalaman makna spiritual. Dalam sambutan pembukaannya, pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah Pekanbaru menekankan bahwa bulan Syawal adalah bulan peningkatan — peningkatan iman, amal, dan komitmen terhadap dakwah dan perjuangan Islam.
“Ramadhan mendidik kita dengan kesabaran dan kedisiplinan. Maka Syawal adalah waktunya untuk bergerak, memperkuat barisan, dan menyatukan visi dakwah menuju peradaban yang Qur’ani,” ujar beliau dalam orasi sambutannya yang disambut takbir dan semangat hadirin.
Silaturrahmi berlangsung hangat dalam suasana kekeluargaan yang kental. Para peserta saling berbagi cerita perjuangan dakwah, menguatkan semangat satu sama lain, dan menyatukan langkah untuk program-program keumatan yang akan datang.
Hari Kedua: Seminar Peradaban Islam – Membangun Visi dan Strategi Dakwah Modern
Memasuki hari kedua, kegiatan berlanjut dengan Seminar Peradaban Islam yang mengangkat tema besar: “Membangun Generasi Rabbani dalam Bingkai Peradaban Qur’ani”. Seminar ini menghadirkan para narasumber dari kalangan ulama, akademisi, dan praktisi pendidikan serta aktivis dakwah, yang membahas berbagai aspek penting dalam membangun umat dan merespon tantangan zaman dengan solusi Islam.
Beberapa isu yang diangkat dalam seminar antara lain:
Urgensi membangun peradaban Islam berlandaskan tauhid dan syariat
Pendidikan sebagai pilar utama dalam menyiapkan generasi pemimpin peradaban
Tantangan budaya global dan strategi dakwah berbasis teknologi
Pentingnya sinergi antar lembaga dakwah dan pendidikan dalam skala nasional
Para narasumber menekankan bahwa peradaban Islam bukanlah cita-cita utopis, melainkan visi realistis yang harus terus diperjuangkan dengan kerja keras, ilmu, amal, dan istiqamah. Pendidikan kader, penguatan pesantren, dan dakwah sistemik menjadi instrumen penting dalam proses ini.
“Umat Islam harus kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai fondasi peradaban. Kita tidak cukup menjadi baik secara individu, tetapi harus menjadi umat yang mampu membawa cahaya Islam ke seluruh penjuru kehidupan,” tegas salah satu pemateri.
Kebersamaan yang Mencerahkan: Lebih dari Sekadar Pertemuan
Selain sesi diskusi dan penyampaian materi, seminar ini juga diselingi dengan sesi tanya jawab, diskusi kelompok, serta refleksi dakwah dari berbagai daerah. Para peserta tidak hanya mendapatkan wawasan keilmuan, tetapi juga motivasi spiritual yang membangkitkan ghirah (semangat) perjuangan.
Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturrahim antar kader dan simpul-simpul dakwah di wilayah Sumatera. Banyak di antara peserta yang mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi energi baru bagi mereka untuk kembali ke medan dakwah masing-masing dengan semangat dan strategi yang lebih terarah.
Penutup: Bersama Menata Peradaban Islam
Acara Silaturrahmi Syawal dan Seminar Peradaban ini ditutup dengan pembacaan komitmen bersama dan doa penutup. Dalam pernyataan bersama, seluruh peserta bersepakat untuk terus menjaga ukhuwah, memperkuat sinergi dakwah, serta menjadikan pendidikan dan kaderisasi sebagai fokus utama dalam membangun peradaban Islam masa depan.
“Kita adalah bagian dari mata rantai panjang sejarah Islam. Tugas kita adalah melanjutkan perjuangan, menyebarkan nilai-nilai Islam, dan menyiapkan generasi yang layak memikul amanah peradaban,” demikian pesan penutup dari panitia pelaksana.
Semoga kegiatan ini menjadi titik awal dari gerakan pembaharuan dakwah dan pendidikan Islam yang lebih kokoh dan terarah.
“Syawal 1445 H: Menyatukan Hati, Menata Langkah, Membangun Peradaban Qur’ani”
Kampus Madya Pondok Pesantren Hidayatullah Pekanbaru
(Abu Aseela)